Keluarga besar PSS Sleman mengatakan kedukaan dan bersungkawa yang dalam atas momen pengerubutan pada Aditya Eka Putranda sampai mengambil nyawanya, Sabtu malam (27/8). Peristiwa pengerubutan berlangsung di muka palang pintu kereta api wilayah Gamping, Sleman, Yogyakarta.
“Kami keluarga besar PSS turus sedih dan berkabung atas kematiannya satu diantaranya keluarga kami dari BCS, saudara Aditya. Kami amat menyesalkan serta mengkritik insiden ini kembali terulang lagi dan bakal mengawasi sampai habis hingga sampai pelaksana dikasihkan hukuman yang setimpal,” papar Direktur Penting PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Andywardhana di Omah PSS, Minggu sore (28/8).
“Tak ada yang lebih mempunyai nilai dari sepak bola dibanding nyawa tersebut. Pastinya jadi satu cita-cita dari kita semuanya dari PSS saya anggap pula dari club lain kalau perlawanan itu cuma ada pada lapangan sepanjang 90 menit, lalu selanjutnya kita terus selaku satu keluarga serta mengangkat tinggi sportifitas,” tuturnya.
Dari data paling akhir faksi kepolisian, eksekutor pengerubutan telah ketangkap serta polisi tengah mempelajari perkara itu. “Dari insiden awalnya, saya telah tak ingin ini berlangsung kembali. Memikirkan bagaimana orang tuanya lepaskan anaknya buat memberikan dukungan kebanggan serta nyatanya dia tak pernah kembali membuat hati saya sangatlah teriris,” urainya.
“Siapa saja pelaksananya, mudah-mudahan faksi kepolisian dapat memberi hukuman yang setimpal. Saya mengharap insiden ini tidak terulang serta jadi evaluasi buat kita yang lumayan mahal,” sambungnya.
Andy mengharap biar dari peristiwa ini, pendukung sepak bola di seluruhnya Indonesia dapat sadar serta perihal sama seperti berikut tidak usah berlangsung kembali.
“Saya mengharapkan dengan momen ini, semua pendukung sepak bola di semua Indonesia dapat sadar dan buka mata kalaupun sepak bola tidak kurang bernilai ketimbang nyawa. Mudah-mudahan kita dapat semakin baik kembali mengatur kekerabatan antara banyak supporter sepak bola di Indonesia” tuturnya. *(jat)*