Presiden() membuka pabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia di Teritori Industri Pulogadung (JIEP), Jakarta, di Jumat, 7 Oktober 2022. Dalam sambutannya, Presiden menghargai peningkatan industri berbasiskan bioteknologi yang menghasilkan vaksin dengan basis tehnologi berbasiskan messenger RNA (mRNA) di Tanah Air.
“Saya begitu menyongsong baik apa yang sudah dijalankan PT Etana Biotechnologies Indonesia dalam menghasilkan vaksin dengan basis mRNA. Ini ialah yang pertama di Asia Tenggara,” kata Presiden.
Menurut Presiden, vaksin menjadi satu diantara keperluan yang diperebutkan seluruh negara di waktu awalan endemi berjalan. Presiden mengucapkan syukur, sampai sekarang pemerintahan telah menyuntikkan 440 juta jumlah vaksin terhadap rakyat maka dari itu Indonesia dianggap termaksud yang terhebat di dunia dalam soal mengurus serta mengatur wabah.
“Kita tidak ingin kembali ada epidemi, namun bila di negeri siap industrinya, sekurangnya kita jadi lebih tenang,” susulnya.
Presiden Jokowi pula mempercayai jika peningkatan industri vaksin dalam negeri bakal berefek baik di kesigapan Indonesia dalam hadapi ketidaktentuan global. Ditambah lagi, makin Presiden, dalam industri bioteknolgi itu, tidak dibutuhkan waktu yang lama buat vaksin baru untuk masuk ke step tes medis.
“Tadi dikatakan oleh Pak Nathan jika dalam dua bulan vaksin anyar itu dapat udah masuk ke tes medis, cepat sekali.” sambungnya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menggerakkan barisannya buat menyuport industri berbasiskan bioteknologi biar diciptakan bukan cuma pada manusia, dan juga pada hewan dan tanaman.
“Kementerian Kesehatan pula memberi dukungan hingga ini dapat mengalami perkembangan bukan sekedar di biofarmasi, bioteknologi, tapi kedepan bisa juga masuk ke hewan, ke tanaman, maka dari itu segalanya kita miliki kemandirian serta kita dapat mandiri, nyata-nyata mandiri,” paparnya.
Dalam peluang terpisah, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memaparkan, mode dunia di dalam 10 tahun akhir tunjukkan kalau beberapa obat yang terjual di pasar berbasiskan biologi. Oleh karenanya, pemerintahan lewat Kementerian Kesehatan memajukan peningkatan beberapa obat tidak cuma berbasiskan kimia, namun juga biologi.
“Salah satunya programnya ini bangun industri bioteknologi. Kita 17 Agustus lalu luncurkan pusat research aplikasi untuk precision medicine namanya BGSi. Itu pula pusat analisis bioteknologi kesehatan,” ujar Menteri kesehatan.
Turut mengikuti Presiden di acara itu ialah Menteri Koordinator Sektor Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Kepala Tubuh Pengawas Obat serta Makanan Penny K. Lukito.