MACMEDIA.LIVE/ – Bank Indonesia ( BI ) memperpanjang kebijakan insentif down payment (DP) atau uang muka kredit kendaraan bermotor menjadi paling sedikit 0 persen dan LTV properti hingga tahun depan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, mulanya insentif kredit tersebut akan berakhir akhir tahun ini, namun BI memutuskan untuk memperpanjang hingga akhir 2023. Dengan demikian, perpanjangan insentif ini berlaku efektif 1 Januari 2023 sampai 31 Desember 2023.
“Ini untuk mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan kepada dunia usaha,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (20/10/2022).
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk insentif DP 0 persen kredit kendaraan bermotor ini berlaku untuk seluruh jenis kendaraan bermotor baru.
Sementara insentif untuk properti, BI memberikan pelonggaran rasio Loan atau Financing to Value (LTV/FTV) untuk pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen.
Insentif ini dapat digunakan untuk semua jenis properti seperti rumah tapak, rumah susun, maupun ruko bagi bank yang memenuhi kriteria kredit atau pembiayaan bermasalah (NPL/NPF) tertentu.
Hal ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif dan properti dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
Pasalnya seperti diketahui, BI selama 3 bulan terakhir telah menaikkan suku bunga cukup agresif sebesar 125 basis poin menjadi 4,75 persen. Hal ini tentu akan berdampak pada penyaluran kredit perbankan.
Sementara itu, penyaluran kredit ini dibutuhkan agar pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga. Untuk itulah, insentif untuk sektor otomotif dan properti dibutuhkan.
“Kami dari makroprudensial terus melakukan insentif dan terima kasih tidak hanya kepada fiskal tapi juga OJK dan perbankan untuk terus bersama mendorong kredit pembiayaan bagi upaya kita bersama memulihkan ekonomi,” ucapnya.
** Pertumbuhan kredit **
Kendati demikian, pertumbuhan kredit pada September 2022 tercatat sebesar 11 persen secara tahunan (year on year/yoy), ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan seluruh sektor ekonomi.
Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 19 persen (yoy) pada September 2022.
Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring dengan membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor industri, pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut.
Sementara di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 17,13 persen (yoy) pada September 2022, terutama didukung oleh segmen mikro.
“Dengan memperhatikan perkembangan tersebut serta upaya sinergis yang dilakukan otoritas, sektor keuangan, dan dunia usaha, maka pertumbuhan kredit pada 2022 diprakirakan berada pada kisaran 9-11 persen (yoy),” tutur Perry.
“Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://MACMEDIA.LIVE/ adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://MACMEDIA.LIVE/ tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”