macmedia.live – Kepala Tubuh Pengawas Obat serta Makanan ( BPOM ) Penny K Lukito menyatakan, kejahatan yang tersangkut obat dan makanan yakni kejahatan kemanusiaan.
Hal ini menyikapi terdapatnya tiga industri farmasi yang menghasilkan obat batuk atau demam sirup mempunyai kandungan cemaran etilen glikol (EG) melampaui tingkat batasan aman. Perihal ini diperhitungkan jadi yang memicu ramainya tidak berhasil ginjal kronis di anak.
“Kami mengedepankan jika ini merupakan kejahatan kemanusiaan, kejahatan obat dan makanan yakni kejahatan kemanusiaan,” kata Penny dalam diskusi wartawan secara online dari Banten, Senin (31/10/2022).
Penny mengutarakan, ada dua perusahaan farmasi yang menghasilkan obat sirup yang terkandung cemaran etilen yang begitu tinggi, yakni PT Universal Pharmaceutical Industries lewat produk Unibebi serta PT Yarindo Farmatama dengan produknya Flurin DMP Sirup.
BPOM pun mendapati terdapatnya kandungan cemaran etilen glikol (EG) melampaui tingkat batasan di 7 produk parasetamol sirup sampai jatuh produksi PT Afi Farma Pharmaceutical Industries (Afifarma).
Dua dari 3 industri itu sebagai produsen obat yang terhitung dalam perincian 102 obat yang dikasihkan Kemenkes buat diperiksa lantaran ditemui di rumah pasien tidak berhasil ginjal kronis.
“Kami temui ada 7 produk dari PT Afi Farma yang punyai takaran melampaui standard serta ada juga bahan baku yang membuktikan kandungan melewati standard, sampai kami hold untuk seluruhnya produk sediaan cair dari obat anak-anak, ini kamu hold seluruhnya,” terang Penny.
Lebih lanjut Penny akui akan mengamati serta kerjakan beberapa langkah lebih berani untuk atur serta mengecek semuanya kandungan zat beresiko dalam obat dan makanan.
“Kita dapat menyimak serta lakukan beberapa langkah lebih berani, dan usaha kita bersama untuk membenahi struktur agunan keamanan serta kwalitas dari obat. Kita berbarengan jagalah warga dari beberapa produk yang tidak penuhi peraturan,” terang Penny.
Sebagai info, cemaran etilen glikol diperkira menimbulkan kasus tidak berhasil ginjal kronis pada anak yang tersebar mulai sejak Agustus 2022. Sampai saat ini, korban yang mati menggapai 157 orang.